Suatu
ketika saya membaca koran “Solopos”, salah satu koran terkemuka
di Kota Solo. Koran tersebut saya temukan seingat saya di
tumpukan-tumpukan pakaian yang baru diambil dari jemuran. Mungkin itu
koran yang dibawa oleh kakak saya dari kantor Solopos mengingat
beliau bekerja sebagai penyiar acara “Embun Pagi” di gelombang 103 FM ini. Yang jelas, saya menemukan suatu artikel yang menceritakan
tentang seseorang yang berhasil dalam merintis usaha pada rubrik
bisnis.
Adalah
seorang wanita, sebut saja si fulanah, dia berhasil mencukupi
kebutuhannya dengan memproduksi souvenir. Ada yang berupa gantungan
kunci, manik-manik penghias meja, lilin, dan sebagainya. Sekilas
menurut hemat saya sangat sederhana sekali. Namun, “Asal pasarnya
jelas, dagangan pasti laku..!” Ujarnya.
Akhirnya
saya berkesimpulan bahwa segala jenis usaha yang akan kita rintis itu
insya Allah akan LAKU KERAS!. Dengan syarat kita melihat bahwa pangsa
pasarnya jelas. Jadi kita memang harus menentukan dengan matang betul
siapa yang akan membeli produk kita, type pembeli yang seperti apa
yang menyukai produk kita, berapa harga yang cocok untuk mereka, dan
sebagainya.
Saya
ingat betul ucapan bude saya yang sekarang sudah meninggal. Ketika
itu saya membantu ibu yang sedang membungkusi “karak” untuk
dititipkan ke warung-warung. Saat itu bude bertanya, “Kamu ambil
untung berapa mak'e Diah [sebutan ibu saya]?” Ibu saya menjawab
“Seribu perikat” Spontan bude saya bilang, “Ya Allah mak'e
Diah, kalo saya mah gak sudi jual dagangan cuma untung seribu doang.
Capek-capek kerja cuma dapet seribu!” Ibu saya cuma mesam-mesem
dengan respon beliau. Dan ternyata keuntungan yang didapat dari
menjual sebuah penganan yang bernama “karak” tersebut tidak
pernah saya duga sebelum-sebelumnya.
Ibu
saya kulak karak sejumlah 1.000 biji dengan modal Rp 30.000,-. Dari
satu ikat karak (satu ikat berisi 50 biji), ibu saya mengambil untuk
seribu rupiah. Jadi dari 1.000 biji karak itu bisa menghasilkan 20
ikat karak. Dan keuntungan yang didapat dari karak tersebut
20x1000=20.000. Lumayan kan!? Apalagi kalau ibu saya mau menambah
warung yang akan dititipi karak. Bisa double untungnya. Tapi karena
ibu saya meniatkan jual karak ini untuk sampingan, ya segitu aja
keuntungannya.
Hebat.
Katakan karak habis dalam dua-tiga hari. Jadi keuntungan dalam
sebulan adalah Rp 20.000 dikali 10 hari (karena titipnya dua-tiga
hari sekali) = Rp 200.000,-. Itu penghasilan sampingan ibu. Cukup
untuk bayar SPP bulanan sekolah.
Sekali
lagi, karena ibu saya tahu bahwa masyarakat itu demen sama yang
namanya karak, jadi deh. So, sebelum memulai usaha, amati pasarannya.
Selamat
memulai.