Tampilkan postingan dengan label WARNING. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label WARNING. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Maret 2012

Ternyata PNS "TIDAK COCOK" untuk...


Menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), bagi sebagian orang Indonesia adalah sebuah dambaan, meskipun bagi sebagian lagi yang lain mungkin keengganan. Menjadi dambaan banyak orang sehingga antrean pengambil formulir pendaftaran CPNS selalu membludak setiap tahun. Orang merelakan apapun yang dia miliki untuk menjadi seorang PNS, baik uang puluhan juta rupiah, harga diri, dsb. Meskipun sudah ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki masalah rekrutmen PNS, baik melalui hukuman dan perbaikan sistem, tapi tetap saja masalah sogok, suap, atau apalah namanya adalah fakta yang terjadi di masyarakat.

Alhamdulillah saya tidak perlu melewati itu semua, karena kebetulan saya menjadi PNS bukan lewat jalur penerimaan biasa, tapi lewat beasiswa sekolah luar negeri dalam program STAID (sebelumnya bernama OFP dan STMDP) yang diinisiasi pak Habibie. Well, meskipun saya tidak pernah bercita-cita menjadi PNS, saya harus ikhlas melaksanakan perjanjian yang dulu saya buat sebelum berangkat ke Jepang. Dan secara dewasa saya harus mengakui bahwa ini adalah jalur jalan kehidupan saya, paling tidak sampai ikatan dinas 2n+1 saya berakhir ;)

Jujur, saat ini saya merasa fatique, penat dan bosan dengan kehidupan saya sebagai PNS. Mohon maaf bagi rekan-rekan saya sesama PNS, sekali lagi saya tidak bermasalah dengan anda semua, saya cinta anda semua dan sedang berdjoeang seperti anda-anda semua ;) Yang saya penatkan adalah behavior, sistem dan birokrasi yang ada di dalam institusi pemerintah. Biasanya yang menentramkan saya adalah sahabat saya yang lagi nongkrong di jerman, yaitu Made Wiryana yang sering mengatakan bahwa, yang paling gampang itu memang kalau kita memilih berdjoeang di luar, bebas dan tidak terikat. Penghargaan yang besar kepada rekan-rekan yang memilih berdjoeang di dalam institusi pemerintah, membuat inovasi serta perbaikan dari dalam.

Nah saya ingin menshare suatu ide, pandangan dan referensi sebelum saudara-saudara saya tercinta di seluruh Indonesia memilih untuk menjadi PNS. Tentu yang saya sampaikan ini masih bersifat subjektif, masih hanya analisa di satu atau dua institusi pemerintah, dan perlu satu langkah diskusi, survey atau penelitian yang komprehensif sebagai upaya objetifikasi ide. Poin-poin yang saya sampaikan di bawah juga masih bisa ditambahi, dikurangi, dihapus atau bahkan diturunkan kalau muncul desakan di sana sini ;) Mudah-mudahan ide ini bisa jadi gambaran sehingga tidak ada lagi orang yang salah jalan menempuh jalan terjal dan mendaki menjadi PNS, padahal itu sebenarnya tidak cocok untuk dirinya.

Jadi menurut saya, sekali lagi “menurut saya”, PNS tidak cocok untuk orang-orang seperti di bawah:

1. Orang yang ingin melakukan perubahan, perbaikan, membuat inovasi baru dan berharap itu akan terimplementasikan dalam waktu cepat. Perubahan, perbaikan berjalan lambat karena sistem (baik dalam konotasi baik maupun buruk ;) ) sudah berjalan sangat lama dan turun temurun. Anda mau nekat? anak kemarin sore dan pahlawan kesiangan adalah gelar abadi anda :(

2. Orang yang tidak suka melihat uang dan anggaran dipermainkan, diputar-putar dan dipatgulipat. Orang yang memandang bahwa permainan anggaran, permainan perencanaan kegiatan adalah kegiatan yang salah, penuh dosa dan akan mendapatkan balasan setimpal di akherat kelak. Perlu dicatat juga bahwa banyak juga ”PNS lurus” yang tidak menyadari bahwa beberapa fasilitas dan honor yang diterima adalah hasil subsidi silang dari kesemrawutan anggaran dan realisasinya.

3. Orang yang tidak suka sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana atau anggaran yang jauh-jauh hari telah ditetapkan. Dalam rencana anggaran tertulis beli komputer Rp. 20 juta, ternyata harga sebenarnya hanya Rp. 5 juta, dan akhirnya sisanya dipakai untuk keperluan lain yang di luar rencana (honor, tunjangan, beras atau minyak goreng untuk karyawan).

4. Orang yang tidak tega memalak teman-temannya yang menjadi rekanan bisnis institusinya, dengan meminta kuitansi seharga Rp. 50 juta, padahal nilai pengadaan barang/jasa sebenarnya hanya seharga Rp. 25 juta. Si rekanan bisnis ini karena marginnya kecil, jadi ngemplang pajak, karena memang dia tidak menerima duwit sebesar itu. Perusahaannya bangkrut karena nggak kuat bayar pajak, akhirnya dia buat perusahaan lagi dan ngurus jadi rekanan lagi. Muter-muter terus coi … :(

5. Anak muda yang cerdas, berwawasan dan bisa mengeluarkan dan merangkumkan ide (pendapat) yang lebih brilian dan strategis daripada eselon diatasnya (eselon 4, 3, 2, 1) atau bahkan seorang menteri. Si anak muda ini ketika bertemu dengan bos yang tidak tepat akan disebut bahwa idenya terlalu strategis dan kurang tepat dengan golongannya yang rendah dan cocok untuk permasalahan teknis ;)

6. Orang yang tidak suka dirinya dan hasil kerjanya dinilai hanya dari absensi. Atau lebih lagi bagi orang yang tidak bisa kerja kalau sebelum kerja harus njeglok mesin absensi ;) Apa yang anda perbuat, membuat proposal setebal kamus oxford, kerja lembur sampai subuh, membuat kerjasama dengan institusi atau organisasi di luar negeri, atau mengharumkan nama institusi karena anda berprestasi di luar, semua tidak akan dipandang kalau absensi anda jeblog. Kalau anda protes, maka anda akan diminta membaca UU No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan PP No 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Kalau perlu bacanya sambil nyungsep di laut saja mas … :(

7. Orang yang merasa kurang apabila bekerja sehari hanya 4 jam. Karena kemungkinan anda akan datang jam 8 pagi, njeglok absen, sarapan pagi sambil ngobrol sampai jam 10. Istirahat siang jam 12, kembali ke kantor jam 13:15, dan adzan sholat ashar jam 15:15 merupakan bel pulang kantor.

8. Orang yang memiliki jiwa enterpreneur dan selalu melihat segala peluang sebagai peluang yang kemungkinan bisa menjadi bisnis. Ketika jiwa enterpreneur ini diimplementasikan di tempat yang tepat hasilnya akan positif, tetapi apabila diimplementasikan di institusi pemerintah tempat bekerja, bisa jadi sumber korupsi yang maha dahsyat dan mengerikan. Orang ini diharapkan ketika melihat berjubelnya pendaftaran PNS dan mendengar keluhan 4 juta PNS di  Indonesia tentang gaji mereka yang rendah selalu berpikir untuk mempunyai perusahaan dan bisa membuka lapangan kerja baru bagi 4 juta orang di Indonesia. Mungkin posisi itu lebih tepat.

Saya yakin bahwa sebagai anak bangsa, baik posisi kita ada di dalam maupun di luar institusi pemerintah, kita ingin dan sama-sama berdjoeang membuat republik kita ini lebih baik, lebih maju, lebih sejahtera dan disegani bangsa-bangsa lain. Seperti yang sudah saya sitir diatas, kadang PNS bukanlah pelaku, tetapi sebenarnya juga menjadi korban. Masih banyak “PNS-PNS lurus” yang siap melakukan perbaikan di negeri ini. Mari kita melakukan perbaikan semampu kita, baik dengan lisan, hati maupun dengan tangan. Dan jangan lupa untuk mensyukuri segala nikmat dan keadaan yang sudah Allah berikan kepada kita.

Terima kasih untuk Bpk Romi Satria Wahono.

 

Selasa, 07 Februari 2012

10 THINGS YOU SHOULD TRY TO BARTER FOR BEFORE BUYING


Today's feature article is 10 Things You Should Try To Barter For Before Buying
Read it below!

1. Information Products - it could be ebooks, "how to" videos, cassettes, magazines, newsletters, paid e-zines, courses, etc.

2. Advertising Space - it could be banner ads, ezine ads, ebook ads, magazine ads, newspaper ads, tv ads, fax ads, online classified ads, etc.

3. Web Hosting - you could offer a free advertisement for their web hosting service on your site in return for free or discounted hosting.

4. Software - it could be for tax software, web site authoring software, accounting software, newsletter software, graphic design software, etc.

5. Writing/Editing - it could be for web site content, promotional articles, press releases, e-zine articles, promotional ebooks, etc.

6. Accounting/Bookeeping - you could offer a no cost advertisement in exchange for their accounting and booking services

7. Consulting - it could be market consulting, legal consulting, computer/software consulting, business consulting, etc.

8. Copy writing - it could be for brochures, business cards, classified ads, sales letters, product packages, banner ads, promotional products, etc.

9. Merchant Accounts - you could offer no cost insert ads in your product packages in exchange for the option of accepting credit cards.

10. Internet Access - you could offer a no cost pop up ad on your web site in exchange for free or discounted Internet access.

Quote of the Day:
"Old places and old persons in their turn, when spirit dwells in them, have an intrinsic vitality of which youth is incapable, precisely, the balance and wisdom that come from long perspectives and broad foundations." – George Santayana

Senin, 06 Februari 2012

20 POSSIBLE REASONS AN ONLINE BUSINESS FAILS


Today's feature article is 20 Possible Reasons An Online Business Fails
Read it below!

1. You don't offer free original content.

2. You don't use a signature file on your e-mails.

3. You don't offer free software.

4. You don't have your own domain name.

5. You don't offer a free contest or sweepstakes.

6. You don't test and improve your ad copy.

7. You don't offer a free web site directory.

8. You don't give people any urgency to buy now.

9. You don't offer a free e-zine.

10. You don't attract the target audience that would
buy your product or service.

11. You don't offer a free community.

12 You don't let people read your ad before they get
your freebie.

13. You don't offer a free affiliate program.

14. You don't make your web site look professional.

15. You don't offer a free online service.

16. You don't give people as many ordering options
as possible.

17. You don't offer free current information.

18. You don't let people know anything about your
business.

19. You don't offer free samples of your product
or service.

20. You don't make people feel safe and secure
when they order.

Quote of the Day:
"Learning is an ornament in prosperity, a refuge in adversity, and a provision in old age." -- Aristotle

Selasa, 22 November 2011

KEBEBASAN FINANSIAL


Pak Gozali,
Saya ibu rumah tangga dengan dua orang anak. Suami saya bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Kami melihat bahwa kehidupan keluarga kami tidak terlalu banyak perubahan. Adakah cara atau strategi yang dapat kami lakukan guna mencapai apa yang banyak disebut orang sebagai kebebasan finansial? Bagaimana kita dapat memulainya dengan pendapatan terbatas yang kami miliki? Demikian pertanyaan kami. Terima kasih atas bantuannya.
Ny. Ashoya - Bintaro

Jawab:
Kebebasan finansial seringkali didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang sudah tidak perlu bekerja lagi namun masih bisa tetap menerima penghasilan yang cukup untuk menghidupinya. Sehingga walaupun ia bekerja, bukan lagi karena mengharapkan uang namun memang untuk kesenangan. Sejalan dengan poin terakhir tadi, namun lebih berorientasi ketuhanan. Saya sendiri mendefinisikan kebebasan finansial sebagai suatu keadaan dimana seseorang menempatkan harta di tangannya, namun tidak di hatinya. Tidak menempatkan harta di hatinya artinya ketika ia bekerja, bukan demi uang semata sebagai imbalan. Namun bekerja sebagai ibadah dan kewajiban. Dan harta di tangan artinya ia memang menguasai harta, tidak dikuasai oleh harta. Untuk bisa mencapai kebebasan finansial seperti pada defenisi yang pertama, kuncinya adalah dengan memiliki penghasilan pasif. Yaitu penghasilan yang tetap berjalan tanpa harus Anda bekerja secara fisik.
Penghasilan pasif bisa dimiliki dengan dua cara. Pertama, yaitu dengan memiliki bisnis sendiri dan menyerahkan pengelolaannya pada orang lain. Sebagai pemilik bisnis, Anda tidak perlu terjun langsung menjalankan usaha tersebut, namun tinggal mengawasinya saja. Dan tentu saja, keuntungannya akan mengalir ke kas Anda sebagai pemiliknya.
Cara kedua untuk memiliki pendapatan pasif adalah dengan melakukan investasi. Investasi pada produk keuangan jelas tidak membutuhkan aktivitas fisik. Yang perlu dilakukan hanyalah memonitor saja untuk memastikan bahwa investasinya tetap menguntungkan.
Tapi bagaimana cara memulainya? Berapapun penghasilan Anda, sisihkan sebagian untuk modal usaha atau investasi. Semakin besar Anda menyisihkan penghasilan, semakin cepat pula Anda bisa mulai berinvestasi atau membuka usaha.
Memiliki penghasilan pasif bisa menjadikan harta berada di tangan Anda, tapi tidak melepaskannya dari hati Anda. Untuk itu, diperlukan sifat qanaah untuk bisa membebaskan hati dari kekhawatiran akan harta. Dengan Qanaah, tidak akan merasa kekurangan dengan harta yang sedikit, dan tidak akan boros dengan harta yang banyak.


Senin, 07 November 2011

ASURANSI KEBAKARAN


Saya ingin mengetahui cara-cara perhitungan untuk asuransi kebakaran, kendaraan (untuk suatu pertanggungan, berapa premi yang harus dibayar setiap tahunnya.
Apakah untuk suatu pertanggungan ditentukan oleh pihak asuransi, atau pemilik premi?

Jawab:
Untuk Asuransi Kebakaran, pada umumnya calon nasabah diharuskan mengisi formulir yang menjelaskan mengenai rumah yang akan diasuransikan. Sebagai contoh, akan ditaksir berapa kira-kira nilai rumah pada saat ini, apakah lokasi rumah tersebut dapat dilalui pemadam kebakaran atau tidak, berapa luas tanahnya, dan lain-lain. Dari formulir tersebut, pihak asuransi akan meneliti dan menentukan berapa Uang Pertanggungan-nya, dan dari situ akan ditentukan berapa premi yang harus ditanggung calon nasabah. Besar premi ini bervariasi pada setiap perusahaan asuransi, namun biasanya besarnya sekitar 0,05% dari Uang Pertanggungan-nya. Itu kalau untuk kebakaran saja. Kalau yang ditanggung tidak hanya risiko kebakaran, tetapi juga termasuk kecurian,
kebongkaran dan sebagainya (komplet), preminya akan jadi semakin mahal. Biasanya kisarannya sekitar 0,2% dari Uang Pertanggungan.
Berbeda dengan Asuransi Kebakaran Rumah, pada Asuransi Kendaraan umumnya tidak semua kendaraan dapat diasuransikan. Biasanya, asuransi hanya akan mengasuransikan kendaraan Anda bila umur kendaraan Anda tidak lebih dari 5 atau 6 tahun. Lalu bagaimana kalau umur kendaraan Anda sudah lebih dari 5-6 tahun? Biasanya akan ada premi tambahan. Sedangkan untuk Uang Pertanggungan, umumnya perusahaan asuransilah yang akan menentukannya. Anda tinggal menyebutkan merk, tahun dan jenis kendaraan Anda, lalu perusahaan asuransi akan menentukan berapa Uang Pertanggungan untuk kendaraan Anda.
Untuk Asuransi Kendaraan, ada dua jenis resiko yang ditanggung. Yang pertama adalah Total Loss Only (TLO), dimana ini berarti asuransi akan mengganti mobil Anda apabila mobil Anda mengalami kerusakan lebih dari 80% atau hilang. Sedangkan yang kedua adalah All Risk (AR), dimana ini berarti asuransi akan mengganti kerugian sekecil apapun kerugian tersebut. Namun demikian, biasanya perusahaan asuransi akan menetapkan sistem Tanggung Sendiri, dimana mereka baru akan mengganti kalau kerugian tersebut minimal sebesar - misalnya - Rp 1 juta. Dibawah itu, ya Anda harus menanggung sendiri. Itulah sebabnya sistem ini disebut Tanggung atau Risiko Sendiri, dan umumnya semua perusahaan asuransi kerugian menetapkan sistem ini pada semua produk Asuransi Kendaraan-nya. Untuk premi, jenis penggantian AR lebih mahal daripada jenis penggantian TLO. Ini wajar mengingat penggantian AR lebih besar cakupannya daripada penggantian TLO. Untuk premi AR, besarnya biasanya sekitar 30 per seribu UP. Sedangkan untuk premi TLO, besarnya biasanya sekitar 25 per seribu UP.

Jumat, 09 September 2011

16 THINGS TO CHECK BEFORE JOINING SOMEONE ELSE'S “PAY PER SALE” AFFILIATE PROGRAM


Today's feature article is 16 Things To Check Before Joining Someone Else's "Pay Per Sale" Affiliate Program. Read it below!

1. Does the affiliate program offer you a free way to join without buying the product or service?

2. Contact other affiliates already in the program to see if they have had any problems.

3. Is the product or service related to your target audience?

4. Can they notify you by e-mail when a sale is made?

5. Do they offer backend products so you can get repeat sales from the same person?

6. How often will you receive a commission check?

7. Do you get credited for a sale if people come back in month and then make a purchase.

8. Can you get around-the-clock help online or offline?

9. Do you get a large percentage of each sale as commission?

10. Do they provide you with proven sales material? (links, banners, classified ads, sales letters etc)

11. Will they give you the leeway to create promotional ads.

12. Do they offer you access to an online sales stats page?

13. Do they use a reputable system to track your sales?

14. Does the affiliate program pay commission for sales of people who sign up under you?

15. Can they offer customers a lot of different ordering options, so in return you won't lose sales.

16. Will they keep in contact with you on a regular basis by e-mail?

Quote of the Day : "The sea does not reward those who are too anxious, too greedy, or too impatient. To dig for treasures shows not only impatience and greed, but lack of faith. Patience, patience, patience, is what the sea teaches. Patience and faith. One should lie empty, open, choiceless as a beach--waiting for a gift from the sea." -- Anne Morrow Lindbergh
http://www.MyBusinessConnectionSite.com

Rabu, 09 Maret 2011

SEBELUM ANDA MEMUTUSKAN UNTUK MENJADI KAYA

Karyawan juga bisa kaya !!!
Pada postingan kali ini kita belajar bagaimana cara mengatur uang untuk karyawan sehingga dapat mencukupi kebutuhan. syukur-syukur menjadi kaya. berikut ini adalah artikel dari Mas Safir Senduk,alumni STIE IBMI Jakarta. Mas Safir juga sering mengisi agenda-agenda baik di media cetak seperti NOVA dalam rubrik 'Ulas Uang', Harian Seputar Indoensia dalam rubrik 'Klinik Investasi', dan Majalah Matra dalam rubrik 'Solusi'. Selain itu juga mengisi di Radio Indika 91.6 FM Jakarta, Radio Pas 92,4 FM Jakarta, 106,3 FM Bandung, 104,3 FM Surabaya, dan 106.0 FM Semarang. Beliau juga mendirikan biro perencana keuangan masyarakat yang menjadi rujukan masyarakat, mahasiswa, karyawan, dan lain sebagainya.  Langsung saja kita telaah yuk...
Anda mungkin bertanya: “Bagaimana caranya saya bisa menumpuk kekayaan kalau penghasilan sebagai karyawan di kantor tidak besar?” Jangan kaget, dari pengalaman saya memberikan materi tentang pengelolaan keuangan, ada 3 pemikiran yang harus Anda miliki sebagai seorang karyawan:
1. Berapa pun gaji yang diberikan perusahaan kepada Anda, tidak─sekali lagi tidak─menjamin apakah Anda bisa menumpuk kekayaan. Kalau penghasilan Anda sekarang Rp.2 juta per bulan, Anda pikir hidup Anda akan lebih baik dan Anda bisa menumpuk kekayaan kalau perusahaan Anda memberikan gaji Rp.5 juta per bulan? No way, Maan …
Belum tentu. Anda sering dengar nggak: ada banyak orang yang bolak-balik pindah perusahaan hanya karena mengejar gaji yang lebih tinggi? Kenyataannya, setelah ia pindah dan punya gaji yang lebih besar, gajinya teteeeeup saja habis tanpa ada kekayaan yang bisa ditumpuk. Ini karena berapa pun gaji yang Anda dapat, tidak menjamin apakah Anda bisa menumpuk kekayaan, yang menjamin adalah bagaimana cara Anda mengelola gaji tersebut, termasuk kalau gaji itu benar memang ngepas dengan kondisi Anda sekarang.
2. Jangan selalu menjadikan kondisi Anda di rumah─entah Anda banyak tanggungan, banyak utang, atau boros─sebagai alasan untuk selalu minta naik gaji. Tahu nggak, kalau Anda mendapat gaji dengan jumlah angka tertentu, pastilah perusahaan Anda sudah memiliki hitungan sendiri terhadap besarnya jumlah gaji yang diberikan.
Contoh ya: kalau perusahaan memberikan gaji pada Anda sebesar Rp.2 juta per bulan, angka itu adalah angka yang memang sudah disesuaikan dengan jabatan dan daftar pekerjaan (job description) yang harus Anda lakukan setiap harinya. Perusahaan tidak akan memberi Anda gaji yang juga lebih besar hanya karena Anda belum punya rumah, belum punya motor, dan selalu kehabisan uang di tengah bulan. Perusahaan hanya akan memberi Anda gaji sesuai dengan job description Anda, bukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di rumah Anda. Artinya, kalau anda merasa bahwa gaji Anda koq sepertinya nggak cukup untuk membiayai keluarga Anda yang anaknya banyak, yah, itu bukan salah perusahaan Anda. Toh ketika anda menambah anak, Anda nggak minta izin dulu ‘kan ke perusahaan?
3. Menjadi kaya bergantung 100% pada apa yang Anda lakukan terhadap keuangan Anda, tidak selalu pada apa yang diberikan perusahaan kepada Anda. Ya, dalam soal menumpuk kekayaan: you are on your own. Itu urusan Anda sepenuhnya. Menjadi kaya bergantung pada apa yang Anda lakukan, dan tidak selalu pada apa yang diberikan perusahaan kepada Anda. Memang sih, akan enak memang kalau perusahaan memberikan banyak hal kepada Anda sebagai karyawannya. Akan tetapi, kalau Anda mau kaya, itu semua bergantung pada apa yang Anda lakukan terhadap penghasilan dan fasilitas yang Anda dapatkan. Saya sering kali melihat ada banyak orang yang pindah kerja, berharap gaji yang lebih besar dengan harapan untuk jadi kaya, tapi ia sendiri tidak melakukan apaapa untuk bisa menjadi kaya. Ia tidak berusaha untuk jadi lebih hemat, ia tidak berusaha untuk menambah pengetahuannya agar bisa jadi kaya, ia tidak berusaha mengetahui apa cara yang baik dalam mengelola gajinya, dan tidak berusaha untuk berubah. Ia hanya meloncat dari satu perusahaan ke perusahaan lain untuk mendapatkan gaji yang lebih besar agar bisa jadi kaya. Kenyataannya, untuk menjadi kaya sepenuhnya bergantung pada Anda, tidak selalu pada apa yang diberikan perusahaan kepada Anda.
Itulah 3 hal yang harus ada di pikiran Anda sebelum memutuskan untuk menjadi kaya sebagai seorang karyawan.

Selasa, 01 Maret 2011

Lima Yang HARUS Anda Perhatikan

Banyak orang bilang “Kalau mau kaya, jangan lama-lama jadi karyawan. Keluar dan bukalah usaha sendiri.” Pertanyaannya: betulkah bekerja sebagai karyawan tidak bisa membuat Anda jadi kaya? Jawabannya: ternyata tidak betul…! Dalam postingan kali ini, ada 5 kiat agar seorang karyawan bisa jadi kaya:
1. Beli & Miliki Sebanyak Mungkin Harta Produktif,
2. Atur Pengeluaran Anda,
3. Hati-hati dengan Utang,
4. Sisihkan untuk Masa Depan,
5. Miliki Proteksi.
Dipenuhi dengan sejumlah contoh serta langkah praktis untuk setiap kiatnya, artikel berikut ini pantas menjadi pegangan bagi Anda yang bekerja sebagai karyawan. Tapi mohon maaf, sayangnya bersambung. Sampai jumpa.

Minggu, 13 Februari 2011

Sudah Benarkah Pandangan Anda Dalam Membuka Usaha ? (Bagian 2)

Sudah Benarkah Pandangan Anda Dalam Membuka Usaha ? Kedua, tentang pandangan bahwa ‘jangan jadi karyawan/kuli kalau ingin menjadi kaya. Kalau ingin menjadi kaya jadilah juragan’. Statemen ini bisa benar dan bisa salah. Benar karena memang kalau kita jadi juragan, kerja kita tidak terlalu keras. Paling kerja keras kita berada di awal ketika membangun bisnis. Itu saja bagi orang yang tidak memiliki warisan orang tua yang kaya. Bagi yang mendapat warisan, tanpa perlu usaha sekecil pun langsung diangkat menjadi juragan. Kerja sang juragan paling hanya menghitung uang dan menggaji karyawan (padahal sebenarnya ada yang lebih dari sekedar demikian, yaitu memutar otak bagaimana agar usaha yang dijalani dapat berjalan eksis di pasaran. Dan ini dimiliki oleh siapa saja yang memiliki keterampilan memimpin dengan sifat-sifat pemimpin bijak berikut strategi yang jitu. Dan hal yang demikian itu tidak dapat diperoleh kecuali dari pengetahuan yang dia cari atau kecerdasan yang memang cenderung kepada dunia kepemimpinan). Tanpa bekerja pun, juragan tetap dapat penghasilan. Entah itu sakit, meninggalkan pekerjaan karena suatu keperluan, atau sebab yang lain. Lain dengan karyawan. Mau tidak mau dia harus mengerahkan tenaganya untuk mendapatkan penghidupan. Bila tidak berangkat bekerja ya tidak akan mendapatkan apa-apa. Sampai-sampai ada statemen : ‘lebih baik kecil tapi menjadi juragan daripada besar tapi jadi kuli’. Kalimat ini sama sekali tidak salah. Karena memang tiada artinya bila ada karyawan bergaji besar, namun bila dia menghadapi penghalang yang membuatnya absen bekerja, ya tidak akan mendapat gaji. Jika demikian, bagaimana cara meluruskan pemahaman keliru di atas ? Yang benar adalah mengambil jalan tengah. Berpikir seimbang dalam menganalisa keduanya. Maknanya kita jangan sampai berpikir cupet. Dalam suatu badan atau organisasi, pasti ada yang namanya ketua dan anggotanya. Tidak bisa jika kita menghendaki menjadi ketua atau anggota semua. Sekilas ketua memang menduduki kedudukan yang luar biasa. Tetapi keberadaannya tidak berarti ketika tidak ada anggota yang dipimpinnya. Begitu juga sebaliknya. Maka dalam suatu organisasi harus ada yang namanya ketua dan anggota, yang saling bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah diutarakan bersama. Dengan berpikir demikian, tidak akan ada seseorang yang ‘ngambek’ ingin menjadi juragan dalam usaha yang dia rintis atau milik orang lain. Jika memang dia adalah orang yang tepat, maka suatu saat nanti dia akan menjadi juragan dengan sendirinya. Dan jika tidak demikian, biarlah menikmati apa yang ada di hadapan. Tidak perlu memberontak. Karena perusahaan tanpa kehadirannya bisa jadi akan mati. Atau mungkin dia tidak mampu mengatur usaha jika diangkat menjadi juragan. Bisa jadi pula dia adalah karyawan di perusahaan ini, namun dia adalah juragan di perusahaan itu. Yang penting seseorang tidak akan frustasi jika memang dia belum atau tidak ditakdirkan menjadi juragan. Karena masing-masing adalah baik adanya jika menjalankan dengan baik dan ikhlas apa yang dibebankan. Demikian, semoga bermanfaat.

Minggu, 30 Januari 2011

Sudah Benarkah Pandangan Anda Dalam Membuka Usaha ? (Bagian 1)

 Satu kenyataan yang harus dimengerti oleh semuanya saja. Kita manusia memiliki satu sifat yang saya pikir tidak ada manusia yang tidak memilikinya. Ya benar, sifat itu adalah mencari kebahagian dan mengindari kesengsaraan. Semua manusia pasti mendambakan kebahagiaan dan benci akan kesengsaraan dalam hidupnya. Maka dari itu, manusia rela memeras peluh demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dan mereka menyadari betul akan hal itu. Jika mereka menginginkan demikian, mereka harus rela bersusah payah terlebih dulu. Entah apapun itu cara yang mereka tempuh. Menjadi juragan tertentu, atau karyawannya. Guru, dokter, insinyur, pedagang, pembantu rumah tangga, atau yang lain. Sangat beragam. Atau dari segi apakah cara yang ditempuh adalah halal atau yang haram. Semua kembali kepada pribadi masing-masing. Hanyasanya saya menilai ada satu persoalan yang saya lihat perlu dikoreksi. Hal ini saya tujukan bagi mereka yang melihat ‘usaha’ sebagai satu-satunya jalan meraih kesuksesan. Itu saja harus menjadi sebagai ‘bos’-nya, karena percuma saja menjadi karyawan. Menjadi karyawan tidak akan pernah menjadi kaya. Tentu saja ini adalah pandangan yang keliru. Kekeliruan ini dapat kita simpulkan dengan penjelasan berikut ini : Pertama, kita dicipta sebagai makhluk sosial. Tidak dapat hidup tanpa bantuan yang lain. Artinya, masing-masing dari kita sudah tentu memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Dalam kata lain, mereka menempuh profesi yang memang sesuai dengan keterampilan mereka. Dan ini sudah merupakan hukum alam. Sehingga tidak akan pernah ada semua manusia beprofesi dengan satu jenis profesi. Misal jadi pebisnis semua. Jelas hal ini tidak akan pernah terjadi. Kesimpulan secara tidak langsung dari status kita sebagai manusia sosial adalah keterampilan dari masing-masing kita adalah berbeda, sehingga profesi yang ditempuh pun akan berbeda pula. Dan perbedaan tersebut akan memunculkan keberagaman status dan profesi yang masing-masing memiliki peran dalam dunia kerja yang digeluti. Kenyataan di atas adalah logis adanya. Kedamaian dan ketenangan dalam hidup dapat kita rasakan ketika melihat keberagaman keterampilan yang memang sudah didesain khusus oleh penciptanya. Dengan rasa ingin membantu (semoga demikian) sekaligus mendapat penghidupan dari profesi yang memang sudah spesialis di bidangnya, manusia dapat saling melengkapi. Karena tidak mungkin satu manusia menguasai semua lini kehidupan. Jadi masing-masing ada yang ‘expert’ di bidangnya. Tidak bisa seorang manusia memegang semua profesi; dokter, guru, pilot, sopir, pedagang, dan lain sebagainya. Jika manusia sudah menyadari akan hal ini, maka dia akan merasa tenang bila dia menempuh usaha selama bertahun-tahun sebagai profesinya, dan ternyata ditakdirkan gagal, dia tidak akan putus asa. Bisa jadi profesi lain sesuai dengan skill atau potensi yang dianugrahkan kepadanya. Hal inilah yang kiranya perlu diperhatikan. Pemahaman bahwa profesi yang paling berpotensi paling cepat mendapatkan kecukupan adalah hanyalah bisnis adalah pemahaman yang dapat mematahkan semangat hidup bagi seseorang yang sudah over dalam menghayati pemahaman di atas. Ketika dia bertekad penuh ingin menjadi pebisnis sejati, namun jalan yang terbentang di hadapannya hanyalah kegagalan. Sehingga ketika takdir memang tidak sejalan dengan keinginan dia sebagai pebisnis, mungkin profesi yang lain yang memang sesuai dengan potensi yang dianugrahkan kepadanya, hatinya akan berontak dengan kenyataan hidup yang dia hadapi. Ketika dia menempuh hidup dengan profesi selain bisnis, dia melakukannya dengan setengah hati lantaran keyakinannya bahwa profesi selain bisnis tidak akan membawanya cepat kaya. Dari kesetengah-hatian yang bermula dari profesi yang tidak sesuai dengan keinginannya, lama-kelamaan karena terbiasa seperti itu, akhirnya semua aktifitas terkena imbas kesetengah-hatiannya. Hal ini jelas sangat merugikan. Entah merugikan dirinya sendiri maupun yang lain. Yang jelas kalau yang dirugikan dirinya sendiri tidak masalah. Hanya bagaimana jika yang dirugikan orang lain ? Yang penting anda bukanlah termasuk orang yang ingin dirugikan oleh yang lain. Namun ada satu persoalan lagi yang harus saya sampaikan, bahwa kegagalan kita dalam berbisnis jangan langsung kita vonis bahwa kita memang tidak cocok berprofesi sebagai pebisnis. Bila kita memang yakin bahwa kita bisa dalam menjalankan usaha, tidak ada salahnya kita menekuninya. Kegagalan yang kita alami bisa terjadi mungkin karena memang belum saatnya, atau karena strategi yang mungkin perlu dievaluasi, atau mungkin kita kurang berusaha dengan sungguh-sungguh dengan cara cerdas. Dan masih banyak lain yang mungkin menyebabkan kesuksesan kita tertunda. Teruslah semangati diri kita untuk terus berusaha dan berkarya !

Jumat, 03 Desember 2010

Cara Membedakan Mana Bisnis Online Yang Benar dan Yang Scam

Ada baiknya kita mengetahui bersama macam bisnis mana yang benar-benar jujur dan mana yang sekedar scam atau sampah belaka. Hal ini agar kita lebih selamat dalam melihat peluang bisnis yang ada. Berikut ini ada beberapa cara untuk mengetahui bisnis mana yang benar dan jujur atau yang hanya berorientasi ‘mencaplok’ korban :
1. Lihatlah desain websitenya. Jika didesain dengan ‘matching’ dan menarik,besar kemungkinan bukan bisnis bohongan. Sebab,pendesainan website yang professional tidak membutuhkan biaya sedikit. Berbeda dengan bisnis biasa yang didesain asal-asalan. Meskipun hal ini tidak selamanya benar.
2. Periksa alamat lengkap pemilik atau kantor website berikut nomor telepon. Kelengkapan alamat yang disertai nomor telepon menandakan website yang benar-benar jujur. Namun bukan berhenti sampai di sini saja. Hubungi pemilik atau kantor website untuk menanyakan seluk beluk bisnis yang ditawarkan. Mungkin anda perlu mencurigai jika segala pertanyaan anda ditanggapi dengan sinis,tidak memberitakan info lengkap,dan yang semisalnya.
3. Kolom testimony. Jika tidak didapati testimony,jangan join dulu. Hanya saja tetap perlu hati-hati. Sekarang mereka bertambah pintar untuk mengelabuhi korbannya. Mereka bekerja sama dengan oknum lain yang disertai dengan keterangan lengkap tentang biodatanya seraya memberikan testimony untuk produk yang dijual agar dilihat terpercaya oleh pengunjung situs. Jadi tetap harus hati-hati.
4. Amati sampai mana target yang telah dicapai dari situs tersebut.
5. Libatkan logika anda,jangan hanya emosi saja. Analisa betul segala yang ada dalam bisnis yang ditawarkan ! Jika menemukan sesuatu yang memang tidak masuk akal,tanyakan ke pemilik atau kantor situs untuk meminta penjelasan.
6. Jadikan segala pengalaman yang anda arungi sebagai vitamin kehidupan. Jangan pernah menyesali keputusan dan menyalahkan yang lain. Segala yang anda alami insya Allah akan membimbing anda untuk menemukan jalan keberhasilan. Asalkan jangan pernah menanggapinya dengan reaksi negative dan bodoh. Selalulah optimis !
Demikian,semoga bermanfaat.
Work smart and hard !!!

Jumat, 26 November 2010

HATI-HATI DALAM BERISNIS ONLINE


Dalam mencari penghasilan dengan menggunakan internet,diperlukan banyak hal yang harus diperhatikan. Saat ini,internet merupakan sarana yang sedang populer dalam menghasilkan uang. Dengan pengguna yang lebih dari jutaan manusia dan hal tersebut terus bertambah,memberikan kesempatan tersendiri untuk yang membuka bisnis on line. Banyak sekali yang memanfaatkan kesempatan ini. Hanya saja,tidak sedikit yang menggunakan 'penipuan' agar usaha yang dia jalankan dapat menghasilkan banyak income. Terlalu banyak contoh usaha seperti ini. Terutama di negeri Indonesia ini. Berbagai macam tawaran, "Usaha Sampingan,Hasilkan 2 juta dalam sehari !!!" atau usaha lain yang di dalamnya terdapat unsur kecurangan yang sangat bias untuk dilihat. Hal ini karena teknologi yang semakin canggih,sehingga 'cara' penipuan atau kecurangan bertambah canggih pula. Bayangkan saja kekredibilitas usaha-usaha semacam ini. Tawaran-tawaran yang sama sekali tidak masuk akal. Bagaimana bisa hanya dengan Rp 50.000,00, Rp 100.000,00, dan sebagainya mampu menghasilkan jutaan rupiah dalam sehari ? 
Anda tahu,sejatinya mereka adalah programmer yang terlalu amat sangat lihai dalam permasalahan hack. Mereka 'mengambil' uang dari sirkulasi keuangan yang ada di suatu LSM tertentu,bank-bank, dan tempat lain yang di dalamnya ada aktifitas sirkulasi keuangan. Cara mereka ini cerdas sekali. Mereka mengambil bilangan yang sangat kecil. Rp 100,00 misalnya. Tetapi korbannya dari berbagai macam instansi yang jumlahnya sangat banyak sekali. Canggih bukan ? Dengan 'mengambil' seratus rupiah dari rekening yang jumlahnya 2/3 dari penduduk Indonesia saja tentu akan mengasilkan income yang menggiurkan. Belum jika ditambah dari yang ada di luar negeri. Mengerikan ! Atau mungkin dengan kecurangan-kecurangan yang diberlakukan dalam usaha on line. Mereka menawarkan kemudahan,kelebihan, dan sebagainya,namun mereka menyimpan 'sesuatu' yang siap untuk mereka patok agar pembeli mereka tidak berkutik dalam menyerahkan sesuatu yang diminta. Dan masih banyak lain contoh-contoh yang menyisakan kerugian di pihak pembeli.
Saudaraku,mungkin kita membutuhkan kehati-hatian yang ekstra dalam usaha cyber yang sedang tren ini. Untuk semuanya saja,baik penjual maupun pembeli. Kedua belah pihak setidaknya harus berpikir dua kali saat akan take action. Terutama bagi yang tertarik untuk membuka bisnis online,mari bersama kita upayakan agar usaha kita selalu sehat,bermanfaat, dan bersyariat.
Work smart and hard !!!