Rabu, 09 Maret 2011

SEBELUM ANDA MEMUTUSKAN UNTUK MENJADI KAYA

Karyawan juga bisa kaya !!!
Pada postingan kali ini kita belajar bagaimana cara mengatur uang untuk karyawan sehingga dapat mencukupi kebutuhan. syukur-syukur menjadi kaya. berikut ini adalah artikel dari Mas Safir Senduk,alumni STIE IBMI Jakarta. Mas Safir juga sering mengisi agenda-agenda baik di media cetak seperti NOVA dalam rubrik 'Ulas Uang', Harian Seputar Indoensia dalam rubrik 'Klinik Investasi', dan Majalah Matra dalam rubrik 'Solusi'. Selain itu juga mengisi di Radio Indika 91.6 FM Jakarta, Radio Pas 92,4 FM Jakarta, 106,3 FM Bandung, 104,3 FM Surabaya, dan 106.0 FM Semarang. Beliau juga mendirikan biro perencana keuangan masyarakat yang menjadi rujukan masyarakat, mahasiswa, karyawan, dan lain sebagainya.  Langsung saja kita telaah yuk...
Anda mungkin bertanya: “Bagaimana caranya saya bisa menumpuk kekayaan kalau penghasilan sebagai karyawan di kantor tidak besar?” Jangan kaget, dari pengalaman saya memberikan materi tentang pengelolaan keuangan, ada 3 pemikiran yang harus Anda miliki sebagai seorang karyawan:
1. Berapa pun gaji yang diberikan perusahaan kepada Anda, tidak─sekali lagi tidak─menjamin apakah Anda bisa menumpuk kekayaan. Kalau penghasilan Anda sekarang Rp.2 juta per bulan, Anda pikir hidup Anda akan lebih baik dan Anda bisa menumpuk kekayaan kalau perusahaan Anda memberikan gaji Rp.5 juta per bulan? No way, Maan …
Belum tentu. Anda sering dengar nggak: ada banyak orang yang bolak-balik pindah perusahaan hanya karena mengejar gaji yang lebih tinggi? Kenyataannya, setelah ia pindah dan punya gaji yang lebih besar, gajinya teteeeeup saja habis tanpa ada kekayaan yang bisa ditumpuk. Ini karena berapa pun gaji yang Anda dapat, tidak menjamin apakah Anda bisa menumpuk kekayaan, yang menjamin adalah bagaimana cara Anda mengelola gaji tersebut, termasuk kalau gaji itu benar memang ngepas dengan kondisi Anda sekarang.
2. Jangan selalu menjadikan kondisi Anda di rumah─entah Anda banyak tanggungan, banyak utang, atau boros─sebagai alasan untuk selalu minta naik gaji. Tahu nggak, kalau Anda mendapat gaji dengan jumlah angka tertentu, pastilah perusahaan Anda sudah memiliki hitungan sendiri terhadap besarnya jumlah gaji yang diberikan.
Contoh ya: kalau perusahaan memberikan gaji pada Anda sebesar Rp.2 juta per bulan, angka itu adalah angka yang memang sudah disesuaikan dengan jabatan dan daftar pekerjaan (job description) yang harus Anda lakukan setiap harinya. Perusahaan tidak akan memberi Anda gaji yang juga lebih besar hanya karena Anda belum punya rumah, belum punya motor, dan selalu kehabisan uang di tengah bulan. Perusahaan hanya akan memberi Anda gaji sesuai dengan job description Anda, bukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di rumah Anda. Artinya, kalau anda merasa bahwa gaji Anda koq sepertinya nggak cukup untuk membiayai keluarga Anda yang anaknya banyak, yah, itu bukan salah perusahaan Anda. Toh ketika anda menambah anak, Anda nggak minta izin dulu ‘kan ke perusahaan?
3. Menjadi kaya bergantung 100% pada apa yang Anda lakukan terhadap keuangan Anda, tidak selalu pada apa yang diberikan perusahaan kepada Anda. Ya, dalam soal menumpuk kekayaan: you are on your own. Itu urusan Anda sepenuhnya. Menjadi kaya bergantung pada apa yang Anda lakukan, dan tidak selalu pada apa yang diberikan perusahaan kepada Anda. Memang sih, akan enak memang kalau perusahaan memberikan banyak hal kepada Anda sebagai karyawannya. Akan tetapi, kalau Anda mau kaya, itu semua bergantung pada apa yang Anda lakukan terhadap penghasilan dan fasilitas yang Anda dapatkan. Saya sering kali melihat ada banyak orang yang pindah kerja, berharap gaji yang lebih besar dengan harapan untuk jadi kaya, tapi ia sendiri tidak melakukan apaapa untuk bisa menjadi kaya. Ia tidak berusaha untuk jadi lebih hemat, ia tidak berusaha untuk menambah pengetahuannya agar bisa jadi kaya, ia tidak berusaha mengetahui apa cara yang baik dalam mengelola gajinya, dan tidak berusaha untuk berubah. Ia hanya meloncat dari satu perusahaan ke perusahaan lain untuk mendapatkan gaji yang lebih besar agar bisa jadi kaya. Kenyataannya, untuk menjadi kaya sepenuhnya bergantung pada Anda, tidak selalu pada apa yang diberikan perusahaan kepada Anda.
Itulah 3 hal yang harus ada di pikiran Anda sebelum memutuskan untuk menjadi kaya sebagai seorang karyawan.

3 Trik Untuk Bisa Menyisihkan Penghasilan

Pada kenyataannya, saya sering menemukan ada banyak orang yang─walaupun penghasilannya besar─sering kali kesulitan untuk menyisihkan uang dari penghasilannya. Bukan satu dua kali saya bertemu dengan orang yang punya gaji hingga sepuluh juta, bahkan dua puluh juta, tapi teteeeeup saja susah buat mereka untuk bisa menyisihkan penghasilan agar bisa diinvestasikan dan diputar menjadi lebih besar lagi. Oleh karena itu, saya punya 3 trik yang mungkin bisa Anda pakai untuk bisa menyisihkan penghasilan sebelum penghasilan itu habis Anda pakai. 
1. Menabunglah dimuka, jangan dibelakang. Coba lihat, apakah selama ini Anda selalu menabung di belakang setelah membelanjakan semua penghasilan Anda? Bila ya, pantas saja Anda jarang bisa menabung. Kenapa? Oleh karena, uang Anda selalu habis tak berbekas. Maklum, uang memang lebih enak dipakai daripada ditabung. Ya, kan? Jadi, daripada ditabung di belakang setelah membelanjakan semua penghasilan Anda, kenapa tidak mencoba untuk menabung di muka segera setelah Anda mendapatkan penghasilan? Katakan saja Anda dapat penghasilan tiap tanggal 26 setiap bulan. Cobalah menabung setiap tanggal 26, 27, atau 28 sebelum Anda memakai penghasilan itu. “Loh, nanti penghasilan saya habis dong?” begitu mungkin kata Anda. Ya biar saja, toh Anda sudah sisihkan dulu sebelum penghasilan itu dipakai, kan? “Lho, nanti uang untuk biaya hidup saya dan keluarga berkurang dong?” Hallah, kalaupun penghasilan Anda naik, toh penghasilan itu akan habis juga, kan? Jadi, sebelum habis, kenapa Anda tidak selamatkan dulu sebagian, daripada nabungnya di belakang terus habis? Ya nggak? 
2. Minta tolong kantor yang memotongnya untuk Anda. Pada beberapa kasus, Anda mungkin bisa minta tolong kantor Anda untuk memotong penghasilan Anda dan melakukan proses menabungnya buat Anda. Saya kasih contoh, kalau Anda punya investasi di reksadana, pembelian reksadana tersebut harus dilakukan dengan mentransfer uang ke rekening bank kustodian mereka. Nantinya uang itu oleh mereka dibelikan unit reksadana. Disini, Anda bisa meminta kantor Anda untuk memotong penghasilan Anda di muka dan melakukan proses transfer itu sehingga Anda tidak perlu lagi repot-repot melakukan proses menabung. Toh, Anda tetap menabung di muka, kan? Pertanyaannya sekarang, memang bisa kantor melakukannya? Bisa dong. Cuma, Anda harus ngomong dulu ke mereka. Wong kalau anda punya utang ke kantor saja cara pengembalian yang mereka minta adalah dengan sistem potong gaji, kan? Kalau mereka bisa memotong gaji Anda untuk menutupi utang yang mereka berikan buat Anda, apalagi kalau Anda cuma minta kantor melakukan proses menabung buat Anda? All you have to do is just ask …. 
3. Pakai celengan. Eit, jangan kaget, yang namanya celengan itu tidak selalu buat anak kecil, tapi juga untuk orang dewasa. Bedanya adalah apa yang Anda celeng. Kalau anak kecil nyeleng koin, entah seratus, lima ratus, atau seribu, Anda bisa nyeleng─katakan─lembaran dua puluh ribu rupiah. Lho, bagaimana caranya? Gampang: setiap kali Anda mendapatkan lembaran uang dua puluh ribu rupiah, tetapkan tekad: JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN UANG ITU UNTUK BELANJA. Langsung saja masukkan ke celengan. Jadi, setiap kali bertemu lembaran uang dua puluh ribu, langsung dicelengin. Setiap kali bertemu lembaran dua puluh ribu, celeng lagi. Begitu seterusnya. Anda akan kaget begitu tahu berapa jumlah yang bisa Anda kumpulkan di akhir bulan. Misalnya, Anda belanja barang senilai Rp.15.000,- dengan menggunakan lembaran uang Rp.50.000,-. Berarti, Anda akan punya kembalian sebesar Rp.35.000,-, yang terdiri atas selembar dua puluh ribu dan tiga lembar lima ribu. Nah, celengin deh uang dua puluh ribu Anda. Anda toh sudah menetapkan tekad sebelumnya untuk tidak memakai lembaran dua puluh ribu itu, kan?
Work smart and hard !!!

Selasa, 01 Maret 2011

Lima Yang HARUS Anda Perhatikan

Banyak orang bilang “Kalau mau kaya, jangan lama-lama jadi karyawan. Keluar dan bukalah usaha sendiri.” Pertanyaannya: betulkah bekerja sebagai karyawan tidak bisa membuat Anda jadi kaya? Jawabannya: ternyata tidak betul…! Dalam postingan kali ini, ada 5 kiat agar seorang karyawan bisa jadi kaya:
1. Beli & Miliki Sebanyak Mungkin Harta Produktif,
2. Atur Pengeluaran Anda,
3. Hati-hati dengan Utang,
4. Sisihkan untuk Masa Depan,
5. Miliki Proteksi.
Dipenuhi dengan sejumlah contoh serta langkah praktis untuk setiap kiatnya, artikel berikut ini pantas menjadi pegangan bagi Anda yang bekerja sebagai karyawan. Tapi mohon maaf, sayangnya bersambung. Sampai jumpa.