Dear Pak Safir Senduk,
Saya ingin konsultasi
mengenai rencana saya untuk meneruskan home industry bordir &
jahitan Almh ibu, sebagai informasi usaha tersebut sudah beberapa
tahun berjalan hanya saja belum di kelola dengan baik. Saat ini kami
mempunyai 5 mesin bordir yang efektif di gunakan hanya 3 mesin,
rencana sisanya akan saya jual sebagai tambahan modal (harga
per-mesin kurang lebih (Rp.1,5 jt s/d Rp.2 jt). Setahu saya yang
perlu diperhitungkan adalah biaya SDM (biasanya ada 2 macam : gaji
per-bulan / upah per-potong baju), bahan per- potong baju, biaya
benang, biaya kertas pencetak gambar di kain (kertas roti/minyak),
biaya makan SDM 2 kali sehari, dan sisanya lagi seperti biaya
listrik, dll-nya bagaimana menghitungnya ? Mohon bantuan idenya &
respon penjelasannya, karena selain mesin Almh ibu sudah punya
beberapa stok kain yang tinggal di bordir & di jahit, atau saran
apakah ada buku pak Safir mengenai usaha ini yang bisa saya dapat di
toko-toko buku (judul dan serinya).
Mira G
Jawab:
Halo bu, senang sekali
saya dapat ikut membantu Anda menjalankan usaha Anda. Dari penjelasan
Anda mengenai biaya-biaya dalam menjalankan usaha tersebut,
sebenarnya Anda bisa membagi biaya-biaya tersebut menjadi Biaya Tetap
(Biaya Operasional) dan Biaya Variabel (Biaya Produksi per unit
produk).
1. Biaya Tetap (Biaya
Operasional). Biaya Tetap (biaya operasional) adalah biaya yang harus
Anda keluarkan secara tetap jika usaha Anda berjalan, tidak peduli
berapa hasil/produk yang Anda hasilkan. Yang termasuk ke dalam biaya
ini adalah gaji dan uang makan untuk pekerja yang bisa dihitung
dengan pasti. Sedangkan biaya lain seperti listrik dan pemeliharaan
mesin bisa Anda anggarkan berdasarkan biaya yang biasanya Anda
keluarkan tiap bulannya.
2. Biaya Variabel (Biaya
Produksi per unit produk). Biaya Variabel adalah biaya yang besarnya
tergantung dari jumlah produk yang Anda hasilkan. Biaya ini dihitung
per potong baju yang diproduksi. Yang termasuk ke dalam biaya ini
adalah upah pekerja per potong baju, bahan baju, benang, kertas pola,
dll. Biaya ini tentu saja akan berbeda-beda tergantung dari jenis
baju/produk yang dihasilkan. Dengan mengetahui biaya ini, Anda bisa
memperhitungkan harga pokok produksi sebagai dasar perhitungan harga
jual dan keuntungan kotor. Keuntungan kotor yang Anda dapatkan per
bulan adalah total biaya produksi (biaya per potong x jumlah baju)
dikurangi dengan total penjualan (harga jual per potong x jumlah
baju). Tentu saja ini baru untung kotor, untuk mendapatkan untung
bersihnya, Anda perlu mengurangkan total untung kotor dalam satu
bulan dengan biaya tetap bulan tersebut.
Analisa biaya ini juga
dapat digunakan untuk menentukan berapa mesin dan tenaga kerja yang
sebaiknya digunakan, serta berapa jumlah produk yang sebaiknya
dihasilkan dalam satu bulan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Namun permbahasan itu akan terlalu panjang lebar untuk dijelaskan
sekarang dan membutuhkan data tambahan.
Saran saya, jalankan saja
dulu usaha ini. Pengetahuan teoritis dan analisa perhitungan seperti
apapun tak akan berguna tanpa dibarengi dengan pengalaman dalam
mengelola usaha tersebut. Pengalaman adalah guru yang terbaik, begitu
kan Bu?
Mengenai buku, sekarang
ini saya belum membuat buku mengenai usaha. Namun kami akan dengan
sangat senang hati membantu jika Anda menghadapi masalah. Jangan ragu
untuk menghubungi kami kembali.
Sukses untuk Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar