Selasa, 19 April 2011

Buat Anda yang Ingin Mengambil Hutang


Anda mungkin sedang berpikir-pikir ingin membeli sesuatu, entah itu rumah, mobil, motor, komputer, atau barang elektronik. Namun, Anda tidak memiliki uang tunai yang cukup untuk pembelian tersebut. Mungkin uang tunai Anda ada, tapi terlalu ngepas, atau Anda memang betul-betul tidak mempunyai uang tunai sementara barang yang ingin dibeli dirasa urgent. Mungkin Anda mulai berpikir dan mempertimbangkan untuk membeli secara kredit.
Berikut sejumlah tip bila Anda ingin membeli sesuatu dengan cara berutang.
1. Pilih dengan siapa Anda berutang.
2. Ambil cicilan utang yang sesuai dengan penghasilan Anda.
3. Perhatikan prosedur pembayaran utang Anda.
1. Pilih dengan siapa Anda berutang
Ketika ingin berutang atau membeli sesuatu dengan cara kredit, pikiran kita sering kali lebih terfokus pada bagaimana caranya agar permohonan utang kita disetujui. Kadang-kadang hanya agar permohonan itu disetujui, kita melakukan kebohongan-kebohongan kecil, seperti jumlah penghasilan, lama bekerja, atau halhal semacam itu. Padahal, kita sering kali lupa bahwa ada perjuangan baru yang harus dilakukan segera setelah mendapatkan utangan itu, yaitu bagaimana cara kita untuk bisa membayarnya kembali.
Banyak orang yang kadang-kadang tidak bisa lancar saat membayar kembali utang-utangnya. Penyebabnya macam-macam, bisa karena jumlah cicilannya yang terlalu besar dan tidak sebanding dengan penghasilannya yang kecil, bisa karena penghasilannya tiba-tiba harus hilang karena di-PHK, dan seterusnya. Nah, repotnya, pihak Anda utangi sering kali tidak mau tahu problem Anda. Mereka ingin utang-utang yang mereka berikan dibayar. Bahkan, tidak semua pihak yang Anda utangi itu bisa bernegosiasi, dan juga bahkan terlalu sulit untuk menegosiasikan perpanjangan masa pengembaliannya.
Oleh karena itu, tip dari saya untuk Anda ketika ingin berutang atau membeli sesuatu secara kredit: pilihlah pada siapa Anda ingin berutang atau membeli sesuatu secara kredit. Carilah pihak yang yang bisa fleksibel bernegosiasi kalau Anda sedang tidak mampu membayar (padahal Anda benar bermaksud ingin membayar). Siapa saja pihak-pihak yang sulit diajak bernegosiasi dan siapa pula yang fleksibel? Berikut urutan-urutannya; mulai dari pihak yang sulit diajak bernegosiasi sampai pihak yang paling fleksibel.
a. Rentenir
b. Perusahaan Pembiayaan (leasing & leaseback)
c. Bank
d. Pegadaian
e. Kantor atau Koperasi Kantor
f. Teman atau Saudara
g. Orang Tua atau Mertua
h. Pasangan
Jadi, ingatlah, dengan siapa Anda berutang akan menentukan bagaimana “nasib” keuangan Anda bila kelak Anda sedang tidak bisa membayar kembali utang-utang Anda.
2. Ambil cicilan utang yang sesuai dengan penghasilan Anda.
Bukan satu dua kali saya mendengar bahwa hanya karena ingin mendapatkan utangan, seseorang menyanggupi jumlah cicilan yang besar. Mungkin orang itu lupa bahwa jumlah cicilan yang besar sering kali bisa memberatkan keuangannya sendiri.
Contohnya, ada orang yang kadang-kadang menyanggupi kredit pembayaran kulkas sebesar Rp.750 ribu sebulan, padahal penghasilannya tidak sampai Rp.1,5 juta per bulan. Bahkan, orang ini kadang-kadang berani mengambil lagi satu utangan baru sehingga penghasilannya sendiri tidak banyak tersisa.
Tips dari saya untuk Anda: cobalah mengambil utangan yang cicilannya memang sesuai dengan penghasilan Anda. Jangan sampai gara-gara membayar cicilan, penghasilan Anda hanya bersisa sedikit dan tidak bisa Anda nikmati. Saran saya, usahakan total cicilan utang Anda hanya mencapai 30% dari penghasilan Anda.
“Jangan mentang-mentang Anda sedang butuh, lalu Anda mengambil utang yang cicilannya memberatkan Anda. Ambillah utang yang cicilannya memang sesuai dengan penghasilan Anda. Kalau bisa, total cicilan utang tidak lebih dari 30% penghasilan Anda.”
Katakan saja penghasilan Anda Rp.1 juta per bulan. Ini berarti, kalau mengambil utang atau membeli sesuatu secara kredit, Anda hanya bisa mengambil pilihan cicilan sebesar maksimal Rp.300 ribu per bulan. Lebih-lebih sedikit bolehlah, nggak usah kaku; yang penting sekitar 30% dari penghasilan Anda. Bagaimana kalau ingin mengambil dua utang? Boleh, asalkan total cicilan nya tetap sekitar 30% dari Rp.1 juta. Mungkin Cicilan Barang A sebesar Rp.200 ribu sebulan, sedangkan Cicilan Barang B Rp.100 ribu sebulan.
Kenapa sih harus memakai aturan 30%? Kalau Anda menggunakan sekitar─katakan─60% dari penghasilan bulan Anda hanya untuk membayar cicilan, utang Anda memang akan cepat habis, tapi Anda tidak bisa membayar semua pengeluaran Anda yang lain. Akibatnya, kalau kebutuhan di rumah tidak bisa terpenuhi, konsentrasi kerja Anda terganggu. Bayangin aja, gaji lumayan, tapi Anda tidak bisa menikmatinya karena sebagian besar digunakan untuk membayar cicilan. Sayang, kan?
Orang yang kebanyakan dalam membayar cicilan sering kali tidak bisa membayar kembali cicilan utangnya karena biasanya ia lebih mendahulukan untuk membeli kebutuhan. Akhirnya, uang untuk bayar cicilan sudah keburu terpakai untuk membeli kebutuhan sehingga tidak ada uang lagi untuk bayar cicilan.
3. Perhatikan prosedur pembayaran utang Anda
Pernahkah Anda melihat orang yang sering kesulitan membayar cicilan utang? Bukan karena orang itu tidak sanggup membayar, bukan juga karena cicilan utangnya jauh melebihi aturan kita yang 30% dari penghasilan. Jadi, lebih pada prosedur pembayarannya.
Anggap saja Anda mendapat gaji sekitar tanggal 25 setiap bulan. Anda kebetulan mempunyai utang yang cicilannya wajib dibayar setiap tanggal 20. Katakan saja pada periode tanggal 15─20 setiap bulan. Kira-kira, apa yang akan terjadi?
Banyak orang bukannya membayar cicilan tersebut, tapi keburu menghabiskan uangnya untuk dibelanjakan. Kalau dapat gaji tanggal 25, sementara bayar utangnya tanggal 15─20 bulan depannya, wajar saja kalau Anda tergoda untuk memakainya terlebih dahulu. Akhirnya, uang Anda habis. Jadi, kalau gaji Anda didapat setiap tanggal 25, kenapa Anda tidak mencoba “menawar” agar periode pembayaran utang itu bisa diubah ke tanggal 27─30? Atau 1─5?
Ingat, keterlambatan pembayaran utang sering berakibat denda yang sebenarnya tidak perlu.

Tidak ada komentar: