Selasa, 22 November 2011

IDE UNTUK USAHA TOKO BUKU


Kami mengelola toko buku sudah sejak lama, dari zaman kakek saya (kira-kira tahun 1940-an). Kami tinggal di kawasan padat penduduk di daerah Cicadas (Bandung), tapi rasa-rasanya beberapa tahun ini penjualan di toko kami turun jauh.
Saya telah memikirkan sejumlah cara dan ide untuk menaikkan penjualan di toko buku tersebut, yaitu :
  1. Membuat spanduk bertuliskan barang-barang yang dijual di toko kami
  2. Mempererat tali slaturahmi dengan pembeli 
  3. Menekan harga (daya beli di daerah cicadas rendah)
  4. Menjual minuman ringan sebagian toko dirombak menjadi kiospon
Pak Safir, dapatkah Bapak meyumbangkan ide Bapak untuk toko kami? Saya yakin saran Bapak akan sangat berharga. Terima kasih sebelumnya.
Hormat Saya,
Susan MS
Bandung

Jawab:
Ibu Susan di Bandung,
Menurut saya, ide-ide Anda sudah cukup bagus. Ide Anda seperti memasang spanduk sebetulnya bagus untuk membuat orang mau datang. Mempererat tali silaturahmi juga bisa membuat pengunjung yang sudah pernah datang menjadi datang lagi. Menekan harga, wah..., ini tentunya Anda yang tahu benar tidaknya langkah tersebut mengingat Anda lah yang tahu persis daya beli masyarakat di sekitar toko Anda. Penjualan minuman ringan juga akan memancing orang yang kehausan untuk akhirnya melihat-lihat buku, selain tentunya Anda juga mendapatkan keuntungan dari penjualan minuman ringan itu sendiri. Sedangkan dengan merombak sebagian toko menjadi kiospon, menurut saya itu juga bagus mengingat dengan cara seperti itu Anda berusaha untuk meraih pengunjung yang tadinya hanya ingin bertelepon saja.
Terus terang Bu, saya sendiri tidak lebih berpengalaman dari Anda dalam mengelola toko buku. Namun demikian, saya mungkin termasuk konsumen buku nomor satu. Namun demikian, ada sejumlah saran yang mungkin bisa saya tambahkan.
Ketika masih sekolah dulu, biasanya buku-buku yang saya cari ya buku-buku pelajaran. Saya mencari toko buku yang menjual buku-buku pelajaran tersebut dengan harga murah. Selain murah, biasanya faktor kelengkapan toko buku itu juga menjadi perhatian saya.
Sedangkan setelah saya bekerja, biasanya harga tidak menjadi patokan utama saya, tetapi faktor kenyamanan dalam memilih buku yang saya inginkan.
Biasanya saya akan mencari toko buku, dimana saya bisa melihat dahulu isi buku tersebut. Dan saya juga akan sangat senang, bila saya bisa mendapatkan referensi buku yang bagus dari penjualnya. Nah, karena orang yang bekerja biasanya tidak memiliki waktu banyak dalam memilih buku, maka biasanya faktor kelengkapan buku juga menjadi perhatian utama, sehingga saya hanya perlu mendatangi satu toko buku untuk mendapatkan beberapa buku. Jika saya mencari buku khusus, buku agama misalnya, maka saya akan lebih senang mencari buku tersebut di toko buku khusus agama. Karena selain lengkap, biasanya penjualnya juga akan dapat memberikan referensi buku yang bagus untuk saya.
Jadi saran saya, ada baiknya jika Anda mengelompokan konsumen-konsumen Anda, dan mencoba membidik salah satu diantara mereka. Kemudian, coba Anda pahami apa yang benar-benar menjadi kebutuhan mereka. Jika konsumen yang Anda bidik adalah pelajar dan mahasiswa, berarti mereka membutuhkan buku-buku pelajaran dengan harga yang murah. Jika target Anda adalah karyawan atau orang yang sudah memiliki penghasilan, berarti mereka mungkin membutuhkan tempat yang nyaman sekaligus buku-buku yang bermutu. Begitu seterusnya.
Dan terakhir, menurut saya, minat membaca masyarakat kita masih rendah, sehingga kita perlu mengadakan sejumlah kegiatan pemasaran yang bisa meningkatkan minat membaca masyarakat. Jika minat membaca masyarakat semakin tinggi, tentunya kebutuhan akan buku juga semakin tinggi. Dan hal ini tentunya juga akan mempengaruhi penjualan buku di toko buku Anda. Itu saja dari saya bu. Sukses untuk Anda.

Tidak ada komentar: