Selasa, 22 November 2011

MEMULAI USAHA BORDIR DAN JAHITAN


Dear Pak Safir Senduk,
Saya ingin konsultasi mengenai rencana saya untuk meneruskan home industry bordir & jahitan Almh ibu, sebagai informasi usaha tersebut sudah beberapa tahun berjalan hanya saja belum di kelola dengan baik. Saat ini kami mempunyai 5 mesin bordir yang efektif di gunakan hanya 3 mesin, rencana sisanya akan saya jual sebagai tambahan modal (harga per-mesin kurang lebih (Rp.1,5 jt s/d Rp.2 jt). Setahu saya yang perlu diperhitungkan adalah biaya SDM (biasanya ada 2 macam : gaji per-bulan / upah per-potong baju), bahan per- potong baju, biaya benang, biaya kertas pencetak gambar di kain (kertas roti/minyak), biaya makan SDM 2 kali sehari, dan sisanya lagi seperti biaya listrik, dll-nya bagaimana menghitungnya ? Mohon bantuan idenya & respon penjelasannya, karena selain mesin Almh ibu sudah punya beberapa stok kain yang tinggal di bordir & di jahit, atau saran apakah ada buku pak Safir mengenai usaha ini yang bisa saya dapat di toko-toko buku (judul dan serinya).
Mira G

Jawab:
Halo bu, senang sekali saya dapat ikut membantu Anda menjalankan usaha Anda. Dari penjelasan Anda mengenai biaya-biaya dalam menjalankan usaha tersebut, sebenarnya Anda bisa membagi biaya-biaya tersebut menjadi Biaya Tetap (Biaya Operasional) dan Biaya Variabel (Biaya Produksi per unit produk).
1. Biaya Tetap (Biaya Operasional). Biaya Tetap (biaya operasional) adalah biaya yang harus Anda keluarkan secara tetap jika usaha Anda berjalan, tidak peduli berapa hasil/produk yang Anda hasilkan. Yang termasuk ke dalam biaya ini adalah gaji dan uang makan untuk pekerja yang bisa dihitung dengan pasti. Sedangkan biaya lain seperti listrik dan pemeliharaan mesin bisa Anda anggarkan berdasarkan biaya yang biasanya Anda keluarkan tiap bulannya.
2. Biaya Variabel (Biaya Produksi per unit produk). Biaya Variabel adalah biaya yang besarnya tergantung dari jumlah produk yang Anda hasilkan. Biaya ini dihitung per potong baju yang diproduksi. Yang termasuk ke dalam biaya ini adalah upah pekerja per potong baju, bahan baju, benang, kertas pola, dll. Biaya ini tentu saja akan berbeda-beda tergantung dari jenis baju/produk yang dihasilkan. Dengan mengetahui biaya ini, Anda bisa memperhitungkan harga pokok produksi sebagai dasar perhitungan harga jual dan keuntungan kotor. Keuntungan kotor yang Anda dapatkan per bulan adalah total biaya produksi (biaya per potong x jumlah baju) dikurangi dengan total penjualan (harga jual per potong x jumlah baju). Tentu saja ini baru untung kotor, untuk mendapatkan untung bersihnya, Anda perlu mengurangkan total untung kotor dalam satu bulan dengan biaya tetap bulan tersebut.
Analisa biaya ini juga dapat digunakan untuk menentukan berapa mesin dan tenaga kerja yang sebaiknya digunakan, serta berapa jumlah produk yang sebaiknya dihasilkan dalam satu bulan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Namun permbahasan itu akan terlalu panjang lebar untuk dijelaskan sekarang dan membutuhkan data tambahan.
Saran saya, jalankan saja dulu usaha ini. Pengetahuan teoritis dan analisa perhitungan seperti apapun tak akan berguna tanpa dibarengi dengan pengalaman dalam mengelola usaha tersebut. Pengalaman adalah guru yang terbaik, begitu kan Bu?
Mengenai buku, sekarang ini saya belum membuat buku mengenai usaha. Namun kami akan dengan sangat senang hati membantu jika Anda menghadapi masalah. Jangan ragu untuk menghubungi kami kembali.
Sukses untuk Anda.



Tidak ada komentar: